Donald Trump Terkena AIDS, Sony Ketar Ketir

LOS ANGELES - Bukan Sascha Baron Cohen kalau tak bikin kontroversi. Tapi, apa yang dia perbuat di film The Brothers Grimsby ini membuat Sony Pictures ketar ketir. Kenapa?

Para eksekutif di studio itu takut jika menghadapi gugatan dari Donald Trump. Di film tersebut, kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari partai Republik itu digambarkan terinfeksi virus HIV. Waduh!

Dalam film tersebut, Sascha berperan sebagai Nobby Butcher, saudara seorang agen rahasia MI6 yang sedang berusaha menyelamatkan dunia dari serangan teror global besar-besaran. Sejumlah media dan orang—termasuk keluarga Kardashian—Jenner—telah menonton film ini.

Dikutip dari Aceshowbiz, komedi aksi ini punya ciri khas seperti film Sascha lainnya seperti Ali G dan Borat. Adegannya dinilai vulgar, ofensif dan tidak sopan.

Menurut sejumlah sumber, adegan yang menyebut Trump terkena AIDS itu terjadi di kredit akhir film. Trump terinfeksi HIV setelah secara tidak sengaja menelan darah aktor Harry Potter, Daniel Radcliffe—yang diperankan orang lain—yang pada awal film ini juga terkena virus itu.

Telegraph melaporkan awalnya, Ratu Inggris, Elizabeth, yang dimaksudkan untuk menjadi korban virus itu. Tapi, karena dinilai terlalu kasar, maka posisi sang Ratu kemudian digantikan Trump.

Ketika premier film ini digelar di Inggris, adegan dimana Trump terkena virus itu disambut dengan amarah dan sorak sorai penonton. Bahkan, di Eropa, adegan itu membuat penonton langsung melakukan standing ovation.

Sony memasukkan disclaimer di film itu untuk menjelaskan bahwa Trump tidak terlibat di film ini. Sascha dikabarkan sebagai orang yang memutuskan meloloskan adegan itu.

Meskipun ada laporan bahwa Sony menekan aktor itu agar memangkas adegan tersebut, juru bicara Sony Jean Guerin membantahnya. “Laporan adanya perselisihan di antara pembuat film itu benar-benar konyol. Kami 100% mendukung pembuat film dan film itu,” ujar Guerin kepada Huffington Post.

The Brothers Grimsby akan tayang di bioskop pada 11 Maret mendatang. Di AS, kampanye tradsional seperti iklan di papan reklame, televisi dan digital nyaris tidak ada.